Berkurban Atas Nama Siapa? Istri, Anak, Suami, Ibu atau Bapak?

Pertanyaan ini muncul beberapa kali di layar kami. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Pertanyaan ini mungkin sudah wajar dan akan banyak muncul apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha seperti sekarang ini.

Sebelum menjawab pertanyaan ini sebagaimana kami juga sudah menanyakannya ke Ustadz Suharsono selaku pembina syariah di PKPU, ada sebuah hadits yang ingin kami ketengahkan.

Berasal dari Sunan At-Tirmidzi, pada bab Menyembelih (udhhiyyah), seseorang bertanya kepada Abu Ayyub, tentang bagaimana pelaksanaan Qurban di jaman Nabi Muhammad saw.

Ia menjawab, di jaman itu seorang laki-laki menyembelih satu ekor kambing atas nama dirinya dan keluarganya. Dan mereka akan makan dan memberi makan dari daging hewan qurban tersebut. Lambat laun orang-orang bersaing (menyombongkan) untuk menambah hewan qurbannya hingga sekarang.

Jadi kemudian kami tanyakan terkait pertanyaan dan hadits ini kepada Ustadz Suharsono. Beliau menjawab, memang satu keluarga cukup dengan satu kambing. Karena pahala kurban satu kambing itu cukup untuk satu keluarga.

Jadi sebenarnya tidak perlu dibingungkan atas nama siapa Qurban kita tahun ini. Karena dengan satu kambing cukup untuk satu keluarga kita.

Bagaimana dengan yang lebih dari satu kambing?

Tentu saja sangat baik bila memang ada rizki yang berlimpah. Namun harus berhati-hati agar tidak muncul niatan untuk menyombongkan banyaknya qurban yang diberikan di tahun ini.

Semoga Allah memberikan kita hidayah agar tetap bisa menjaga keikhlasan niat kita untuk berqurban tahun ini.

Wallahu A’lam

Sumber gambar : http://www.flickr.com

3 responses to “Berkurban Atas Nama Siapa? Istri, Anak, Suami, Ibu atau Bapak?

  1. Assalamu’alaikum….
    Alhamdulillah setiap idul adha kita ada rizki jd kita bisa berkurban tp hanya satu ekor kambing setelah kita punya anak kurban atas nama anak mau 3x ini. anak km sudah akiqoh. idul adha ini kita berkurban tdk di tempat biasanya. saat ditanya oleh seorg istri kyai kurban km buat anak km (3 th). menurut beliau anak yg belum balig msh dikatakan akiqoh bukan kurban.
    tp setahu km kurban tidak menunggu anak balig dl. km mohon penjelasan /hadist untuk menambah ilmu km.
    trimakasih

  2. kalau berqurban a.n keluarga apakah larangan sebelum qurban juga berlaku untuk seluruh anggota keluarga seperti memotong kuku atau rambut..

    • Bila dilihat dari hadits-hadits tentang sunnahnya untuk tidak memotong kuku dan rambut bagi yang ingin berkurban, semua lafadznya ditujukan bagi satu orang. Sehingga ketika seseorang berkurban atas nama dirinya dan keluarganya, sebenarnya, keluarganya secara otomatis ikut. sementara untuk menghindari memotong kuku dan rambut cukup bagi satu pekurban saja. Wallahu a’lam

Silahkan memberi komentar sahabat, tak perlu malu