Jangan Sampai Ketika Kau Membutuhkannya, Ia Tak Hadir Di Sisimu

Sahabatku, terkait infaq, Allah swt mengingatkan kita kembali dengan sebuah perumpamaan yang indah.

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya (QS. Al Baqarah: 266)

Ayat ini sebenarnya menggambarkan keadaan seseorang di hari akhirat. Dia menyangka bahwa dia memiliki banyak amal kebaikan. Diibaratkan dengan kebun yang di dalamnya banyak buah-buahan.

Ia menyangka bahwa di masa tuanya akan mendapatkan hasil yang melimpah. Namun karena ia berinfaq tidak ikhlas malahan mengungkit dan menyakiti penerimanya, hilanglah pahala kebaikan yang ia terima.

Ia di akhirat tidak bisa lagi mencari pertolongan dari siapapun. Amal yang ia harapkan akan mampu menolongya ternyata sudah habis. Ia tidak bisa lagi menanam pohon kebaikan karena ia sudah renta. Ia juga tidak bisa berharap ke orang lain.

Sahabatku, tentu engkau tidak ingin mengalaminya. Engkau telah berinfaq, berbuat kebaikan dengan biaya dan tenaga yang tidak sedikit, pun dalam waktu yang lama. Namun ia tidak dapat menolongmu di saat engkau membutuhkan bantuannya. Sungguh itu adalah sebuah kerugian yang amat besar.

Allah menutup ayat tersebut dengan isyarat agar kita memikirkan petunjuk-petunjuk tersebut. Kita diminta untuk tidak menghapus pahala kebaikan yang nantinya kita akan merasakan kerugian besar.

Oleh sebab itu sahabatku, ketika engkau beramal, bayangkanlah kondisi di atas. Inginkah kita mendapati ternyata kita tidak memperoleh apapun yang kita amalkan?

Ketika engkau beramal, jangan membayangkan balasan dunia. Namun bayangkanlah balasan akhirat nanti ketika kita sangat membutuhkannya. Sehingga kita akan sangat berhati-hati dalam menjaga niat kita dan tidak gegabah mengungkit-ungkitnya.

Wallahu A’lam bish Showab.

Silahkan memberi komentar sahabat, tak perlu malu